Ajeng Ayunia Syahputri
NIM H.1910997
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Djuanda.
Keberhasilan pembelajaran di kelas sangat ditentukan oleh guru. Kegiatan guru didalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan-tujuan. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Memberi ganjaran dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh-contoh kegiatan mengelola kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Karwati dan Donni (2015: 6) manajemen kelas adalah usaha sadar untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengaktualisasikan, serta melaksanakan pengawasan terhadap program dan kegiatan yang ada di kelas sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara sistematis, efektif, dan efisien, sehingga segala potensi peserta didik mampu dioptimalkan
Sumber: Pinterest
Manajemen kelas adalah kompetensi yang sangat penting bagi guru. Saleh (2014 : 2) menyatakan bahwa manajemen kelas diperlukan dan benar- benar saling berhubungan dengan proses belajar mengajar. Jika guru tidak bisa mengelola kelas dengan benar, maka hal itu dapat menyebabkan kekacauan yang membawa efek negatif terhadap proses belajar mengajar. Oleh karena itu, tanpa memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik, akan sulit bagi seorang guru untuk menyediakan lingkungan belajar yang efektif bagi siswa.
Pengelolaan kelas perlu menciptakan suasana gembira atau menyenangkan di lingkungan sekolah melalui pengelolaan kelas, dengan menjalin keakraban antara guru dan siswa, maka guru dapat mengarahkan siswa dengan lebih mudah untuk mendorong dan memotivasi semangat belajar siswa. Ada berbagai peran yang dapat dimainkan oleh guru. Sanjaya (2006: 21-33) menyatakan ada tujuh peran guru yang dapat diterapkan di dalam kelas, mereka adalah: guru sebagai sumber informasi, fasilitator, manajer, demonstrator, pembimbing, motivator, dan evaluator.
Manajemen kelas dianggap sebagai aspek penting.
Wright (2005: 1) menyatakan menjadi perhatian utama dan elemen pusat untuk guru
dalam proses belajar mengajar. manajemen kelas itu sendiri berasal dari dua
kata yang “kelas” dan “manajemen”. Arti dari kelas dapat diambil dari Hill dan
Hill (dikutip dalam Oksawe 2014 : 60) pernyataan, “kelas adalah tempat
operasional di sekolah- sekolah yang mengikat siswa bersama- sama dan menyediakan
kesempatan untuk mencapai tujuan pendidikan”.
Menurut Alberto & Troutman (1989 : 60) manajemen
kelas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengelola waktu, ruang,
sumber belajar, siswa guru peran dan perilaku dalam rangka memberikan iklim
yang mendorong proses belajar. Selain itu, Mulyadi (2009 : 4), menyatakan bahwa
pengelolaan kelas mengacu pada keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk
mempertahankan situasi kelas sebagai lingkungan belajar yang efektif,
mengendalikan perilaku siswa, dan menciptakan hubungan interpersonal dan iklim
emosional sosial yang positif. Hal ini diperkuat oleh Cooper, et. al., (2014 :
240), pengelolaan kelas adalah tindakan yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif yang menghormati satu sama lain,
penuh perawatan, terstruktur dengan baik, dan produktif bagi guru dan siswa.
Dalam membangun lingkungan kelas yang efektif, guru
harus mampu menciptakan suasana yang mendukung di kelas yang dapat meningkatkan
minat dan motivasi siswa dalam belajar. Artinya, guru harus perhatian dengan
beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut adalah lingkungan fisik, gaya
mengajar, dan peran guru. Lingkungan fisik kelas meliputi pemandangan, suara
dan kenyamanan, pengaturan tempat duduk, dan penggunaan media pembelajaran di
kelas (Brown, 2000 : 192-194). Sebuah kelas yang rapi dan bersih, memiliki
cahaya yang cukup, dan bebas dari kebisingan akan membuat siswa merasa nyaman
dan siap untuk belajar materi. Guru harus membuat dan mengatur penataan ruang
kelas tempat duduk didasarkan pada tujuan pengajaran. Mereka juga perlu
memaksimalkan penggunaan peralatan kelas untuk mendukung proses pembelajaran.
2.
Peran
Guru
Seorang guru adalah seseorang yang memiliki
kemampuan untuk mengajar subjek didik secara formal. Namun, berdasarkan Sanjaya
(2006 : 14), mengajar tidak hanya tentang memberikan materi kepada siswa,
tetapi juga proses mengubah perilaku siswa.
Ada berbagai peran yang dapat dimainkan oleh guru.
Brown (2000: 167-168) membagi peran guru menjadi lima metafora. Yang pertama
adalah, guru sebagai pengendali yang bertanggung jawab lengkap untuk mengontrol
waktu belajar, apa yang siswa lakukan, apa yang mereka katakan, dan bagaimana
mereka mengatakannya. Kedua, guru sebagai direktur di mana pekerjaan adalah untuk
menjaga proses belajar mengajar berjalan lancar. Ketiga, guru sebagai manajer
untuk membuat rencana pelajaran, modul, kursus, dan struktur waktu belajar.
Keempat, sebagai fasilitator yang memfasilitasi dan membantu siswa untuk
menghindari kendala dalam proses belajar guna membuat belajar lebih mudah bagi
siswa. Kelima, guru sebagai sumber informasi semacam pusat sumber informasi
berjalan. Brown (2000: 168) menjelaskan bahwa guru harus membuat diri mereka
tersedia sehingga siswa dapat berkonsultasi setiap kali diperlukan. Dari
penjelasan di atas, guru perlu menerapkan semua peran ini dalam keseimbangan
untuk memfasilitasi belajar siswa.
Selain itu, Sanjaya (2006: 21-33) membagi peran guru
sebagai berikut: guru sebagai sumber informasi, fasilitator, manajer,
demonstrator, supervisor, motivator, dan evaluator. Namun, ada beberapa faktor
yang mempengaruhi guru untuk menentukan peran mereka sebagai pendidik. Wright
menyatakan peran guru tergantung pada jenis sekolah di mana guru bekerja, guru
metode pengajaran yang digunakan, kepribadian guru individu, dan latar belakang
buinformasi guru.
a.
Guru
sebagai Sumber Infromasi
Peran guru sebagai sumber informasi
adalah peran dimana guru memegang kompetensi dalam menguasai dan memahami
materi pembelajaran, Sanjaya (2006: 21). Sebagai sumber informasi, guru
memiliki kemampuan untuk menyediakan dan menjelaskan subjek belajar bagi siswa.
Guru juga dapat menyajikan materi dalam jelas, mudah, dan percaya diri.
Peneliti menemukan tiga ucapan di luar film Blackboard yang menunjukkan peran
guru sebagai sumber informasi.
b.
Guru
sebagai Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator adalah peran di mana
guru memiliki kewajiban untuk menyediakan layanan untuk memfasilitasi siswa
dalam proses pembelajaran mereka, Sanjaya (2006: 23). Sebagai fasilitator, guru
memiliki kemampuan untuk memilih dan menggunakan media pembelajaran yang dapat
mendukung kegiatan belajar. Peneliti menemukan adegan dan dua ujaran dalam film
yang menunjukkan peran guru sebagai fasilitator.
Menurut Sanjaya (2006: 23), guru sebagai fasilitator
adalah orang yang memiliki peran untuk memfasilitasi, membantu, dan mendukung
siswa untuk mencapai keberhasilan belajar mereka. Guru menyadari tentang latar
belakang siswa dan kondisi sosial ekonomi mereka. Hampir semua siswa memiliki
kondisi ekonomi yang buruk dan itu menjadi alasan mengapa mereka memiliki
beberapa kesulitan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Fasilitas yang
disediakan oleh guru bertujuan untuk mengatasi kendala tertentu yang terjadi
dalam proses belajar mengajar.
c.
Guru
sebagai Manajer
Sebagai manajer, guru memiliki kemampuan untuk
membangun dan memelihara lingkungan belajar yang efektif, aman dan nyaman bagi
siswa. Guru juga dapat desain rencana pelajaran, memutuskan topik pembelajaran,
mengalokasikan waktu belajar, menciptakan situasi belajar konduktif, dan
memonitor siswa dan proses belajar itu sendiri.
Sebagaimana dinyatakan oleh Sanjaya (2006: 21), peran guru sebagai sumber informasi adalah peran yang berhubungan dengan kemampuan guru dalam menguasai dan memahami subjek belajar. Selama proses belajar mengajar di dalam kelas dilaksanakan beberapa metode, seperti mengajar bahasa Inggris melalui diskusi, matematika melalui tanya jawab, dan mengajarkan ilmu alam atau sains dengan menjelaskan secara langsung. Hal ini menunjukkan bahwa guru memegang kemampuan untuk menjadi sumber utama
d.
Guru
sebagai Demonstrator
Peran guru sebagai demonstrator adalah
peran dimana guru menjadi teladan bagisiswa. Sanjaya (2006: 26) menjelaskan bahwa
sebagai demonstrator, guru memainkan peran ini dengan menunjukkan contoh yang
baik dan cara yang baik ketika melakukan interaksi dengan orang lain.
e.
Guru
sebagai Pembimbing
Peran guru sebagai pembimbing adalah
peran dimana guru memegang tanggung jawab untuk membimbing siswa untuk menjadi
lebih baik dengan cara yang baik. Sebagai pembina, guru bahkan memiliki
kewajiban untuk menegur siswa jika mereka melakukan sesuatu yang salah.
f.
Guru
sebagai Motivator
Peran guru sebagai motivator dapat
diterapkan melalui pemberian motivasi kepada siswa, menciptakan situasi yang
menyenangkan belajar, memberikan pujian dan penghargaan ketika siswa berhasil
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan peran ini untuk memotivasi dan
mendorong siswa untuk memiliki semangat dalam belajar. Sebagaimana dinyatakan
oleh Sanjaya (2006: 26) dengan memberikan pujian, komentar positif terhadap
prestasi siswa, dan menciptakan menyenangkan.
g.
Guru
sebagai Evaluator
Sanjaya (2006: 23) menjelaskan bahwa sebagai guru evaluator memiliki peran untuk mengumpulkan data, informasi, dan mengevaluasi kinerja siswa. Oleh karena itu, film ini menunjukkan bahwa guru mencoba untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman belajar siswa. Hal ini sangat penting bagi guru, karena tanpa mengetahui kemampuan siswa akan sulit untuk menentukan kegiatan pembelajaran yang sesuai untuk mereka. Sanjaya (2006: 33) menyatakan bahwa evaluasi tidak hanya untuk mengevaluasi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, tetapi juga mengevaluasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran untuk membuat perbaikan lebih lanjut. Dengan menciptakan tes, kemampuan siswa dapat diukur dan dari hasil tes dan guru akan mengetahui apakah proses belajar dan materi yang diajarkan sesuai atau tidak. Hal itu akan membantu guru membuat perbaikan lebih lanjut dari proses mengajar.
Guru sebagai sumber informasi, fasilitator, manajer, demonstrator, supervisor, motivator, dan evaluator. Pertama, sebagai sumber informasi guru mampu menguasai topic pembelajaran, menjelaskan materi dengan jelas, dan menyajikan materi percaya diri. Kedua, sebagai fasilitator guru memfasilitasi dan membantu siswa untuk menghindari kendala dalam proses belajar mereka. Ketiga, sebagai seorang manajer guru mendesain rencana pelajaran, memutuskan topic pembelajaran, mengalokasikan waktu belajar, menciptakan lingkungan belajar yang konduktif, dan mengatur proses belajar apakah sudah berjalan dengan baik atau tidak. Keempat, sebagai demonstrator, guru mencerminkan sikap yang baik dan memberikan contoh yang baik bagi para siswa. Kelima, sebagai Pembina guru memimpin dan membimbing siswa dalam cara yang baik. Keenam, sebagai motivator guru memberikan pujian atau komentar yang positif bagi siswa berprestasi dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan situasi untuk meningkatkan siswa motivasi belajar. Yang terakhir, sebagai evaluator guru membuat evaluasi untuk mengevaluasi proses belajar mengajar.
Kesimpulannya, guru mampu menerapkan dan menggabungkan semua peran dalam proses belajar mengajar dengan sangat baik. Selain itu, guru bisa menerapkan peran-peran berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya,
Wina. (2006). Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group.
Mulyadi,
Dr. H. (2009). Classroom Management: Mewujudkan
Suasana Kelas yang Menyenangkan Bagi Siswa. Malang: UIN-Malang Press.
Saleh,
Aripin. (2014). An Analysis of Behavior
Modification Approach Implemented by English Teachers in Teaching Speaking at
MTSN Lubuk Buaya Padang. Indonesia Publication Index (IPI), Volume 4. No,
2, Hal 1-5.
Karwati,
Euis, dan Donni Juni Priansa. 2015. Manajemen
Kelas. Bandung. Alfabeta.